Mohon maaf lahir batin, bagi Umat Islam di Indonesia kalimat itu akan sering didengan disaat suasana Lebaran ( Idul Fitri ). Entah itu pejabat, pengusaha, karyawan, pelajar, ibu-ibu, anak-anak bahkan preman sekalipun mulai dari kalangan yang paling mampu sampai kalangan yang kurang mampu, kalimat “Mohon maaf lahir batin” tidak sulit untuk di ucapkan kepada sesama muslim baik kepada saudaranya, temannya, kolega, atasan, bawahan, bahkan kepada orang yang pernah berselisih sekalipun. Rasa gengsi, benci, dan dendam seakan-akan hilang seperti debu diatas batu yang tertiup angin.
Begitu indah suasana lebaran, setiap kaum muslimin saling mengucapkan kalimat yang sulit untuk di ucapkan dihari-hari biasa, saling peduli antar sesama, saling mengucurkan air mata merangkul saudara se-Iman dengan penuh kebahagiaan yang begitu sulit untuk diceritakan. Wajah-wajah mulia Kaum Muslimin berseri dengan senyum bercahaya ibarat bayi yang baru lahir. Ini sesuai dengan yang disampaikan dalam salah satu Hadist Rasulallah SAW yang menegaskan bahwa .. meminta maaf dan memberi maaf ( memaafkan ) merupakan tindakan Mulia. Ini jelas mencerminkan kemuliaan Islam yang benar-benar nyata terasa oleh Umat Islam dan Umat Manusia.
Namun kalimat “ mohon maaf lahir batin “ hanya menggelegar di saat Lebaran ( Idul Fitri ), bagaimana dengan moment diluar Lebaran ( Idul Fitri ) ? …kata itu hampir tak terdengar dari kaum muslimin bahkan kita sendiri hampir tak mengucapkannya, mengapa ? apakah kata maaf dan niat tulus memaafkan hanya ada dalam suasana Lebaran ( Idul Fitri ) sebagai budaya atau tradisi turun-temurun Umat Islam ?
Mari kita renungkan sejenak dan bertanya pada diri kita, benarkah Lebaran ( Idul Fitri ) adalah sebuah tradisi Umat Islam yang diturunkan secara turun temurun dari Nabi Muhammad SAW sampai sekarang yang melahirkan budaya silaturahmi dengan mengucapkan kalimat “ mohon maaf lahir batin “ dengan symbol-simbolnya atau kah sebuah Perintah Allah SWT kepada hambanya sehingga Allah dengan ke Esaan Nya memberikan Karunianya berupa pengembalian kesuciaan diri di hari yang Fitri pada setiap kaum muslimin yang taat atas perintah-Nya sehingga rasa persaudaraan terlahir dari hati yang tulus.
Mari kita mulai dengan bertanya mengapa di hari yang Fitri ini dorongan dalam hati sungguh sangat ingin berlapang dada untuk mengucapkan kata maaf dan memberi maaf kepada sesama?.. mengapa begitu mudah bagi kita untuk menyambut persahabat dengan saling melempar senyum yang tulus?.. mengapa begitu peduli untuk berbagi dengan saudara-saudara disekitar kita?... dan mengapa mata ini begitu mudah untuk mencucurkan air mata karena gejolak sentuhan kalimat “ mohon maaf lahir batin “ yang menyentuh hati?... sungguh sangat berbeda dengan hari-hari biasa, sadarkah. Mari kita lanjutkan renungan dengan segumpal pertanyaan … dimana penyakit hati yang selalu hinggap setiap saat dihati kita sehingga kita tak mampu untuk tulus ikhlas meminta maaf dan memberi maaf?... kemanakah perginya dasar pemikiran materialistis yang selalu membayangi pemikiran kita hingga tak pernah peduli dengan peristiwa disekitar kita?... dan dimanakah iblis itu bersembunyi yang biasanya membisik penuh dengan kebenciaan hingga hati kita tak pernah peka dengan air mata ketulusan cinta?...
Sudah Sadarkah kita ?? Pahamilah bahwa ada sesuatu yang ajaib mengubah pola hati dan dasar pemikiran kita. Sadarkah kalau ini merupakan implementasi dari efek Bulan Ramadhan yang penuh dengan keagungan dan keberkahan-Nya yang Allah SWT istimewakan bagi Kaum Muslimin. Dimana hari yang Fitri itu tiba Allah SWT mengembalikan Kesucian Jiwa Kita, mengembalikan Cahaya terang diwajah kita dan sungguh Allah SWT telah membuka hati kita dan menjauhkannya dari sifat-sifat syetan dan Allah SWT telah menghiasi hati kita dengan keridhaan-Nya bahkan Allah SWT telah memilih Jiwa tiap-tiap Umat Islam untuk merasakan nikmatnya Iman dan Islam di hari yang Fitri, sungguh Adil dan Bijaksana, Dia memperlihatkan Ke-Agungan-Nya kepada seluruh Makhluknya, Jelas sudah Karunia-Nya lah yang telah merubah pola kerja hati kita yang biasanya penuh dengan kotoran penyakit hati dan keagungan-Nya lah yang secara ajaib telah merubah dasar pemikiran materialistis kita. Dengan dasar alasan apa kita musti pungkiri ke-Besaran Nya, Subhanallah.
Dengan Hati yang bersih ketulusan akan terlahir sehingga kalimat “ mohon maaf lahir batin “ akan begitu mudah untuk di ucapkan untuk mempererat tali persaudaraan yang mencerminkaan keseragaman martabat dan kesamaan Hak dan Kewajiban setiap Umat Manusia khususnya Umat islam.
Sadarkah kita sekarang? patutkah kita sebut sebagai budaya atau tradisi?
Tentu ini hanya bisa disadari dengan Keimanan dan Ketaqwaan kepada Allah SWT. Kita telah di Anugrahi Karunia yang begitu tak ternilai. semoga Rahmat yang Allah limpahkan kepada Kita dihari yang Fitri ini dapat kita pertahankan untuk kita amalkan di hari-hari biasa sampai hari itu tiba untuk menyambut kita kembali.
Teriring Do’a . .
Taqabalallahu minna wa minkum
shiyamana wa siyamakum
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1431 H
Mohon Maaf Lahir Batin
-Fuad hs dan Keluarga-
Maaf Memaafkan, Tradisi atau Karunia Allah SWT ?
Views:
Category:
Renungan