Keruntuhan era orde baru yang selama kemunculannya sebagai roda penggerak sistem kenegaraan dan menjadi karakter bangsa Indonesia melahirkan Kemerdekaan Pers yang selama itu pula di belenggu oleh orde baru.
Namun kebebasan pers bukanlah suatu hadiah pasca orde baru. Kebebasan pers adalah suatu hak asasi. Pers tidak boleh dibelenggu kekuasaan dan kepentingan politik maupun ekonomi yang dapat memberikan dampak buruk kepada bangsa dan negara dalam melayani masyarakat. Pers harus berperan dalam memajukan bangsa dan negara. Masyarakat sebagai pengkonsumsi produk pers harus mendukung tegaknya hak asasi pers dan menghargai kebebasan pers dalam menyajikan produknya.
Namun persoalannya menjadi lain ketika pers tidak menyadarinya bahwa ada sekelompok oknum memanfaatkan kebebasan pers dan tegaknya hak asasi pers untuk kepentingan individu, sehingga sebagian besar pers dalam menyikapi kebebasan haknya menyangkut masalah pornografi yang selalu disajikan pers kepada masyarakat yang seharusnya menghibur dan mendidik berubah menjadi suatu permasalahan yang sangat serius dinegeri ini yang harus segera diselesaikan.
Tapi apa yang sekarang terjadi? … sebagian besar penghuni tanah Indonesia sedang sakit parah atau bisa dibilang sedang sekarat dan sepertinya tidak ada kemauan untuk berobat.
Para oknum melihat kondisi masyarakat sekarang yang sedang dilanda krisis moral. Dan ini menjadi kesempatan untuk menjalankan visi dan misi mereka. Pornografi dijadikan produk yang sangat dibutuhkan oleh pers terlebih dijadikan sebagai alat persaingan bisnis di kalangan pelaku usaha yang memakai pers sebagai pembuat produknya demi kelancaran mencapai tujuannya. Secara ‘etika bisnis’ memang selayaknya para pelaku usaha dalam menjual produk yang diolah oleh pers mesti laku di pasaran tentunya dengan kemasan pornografi yang memang kenyataannya produk yang sangat diterima, diakui dan dinikmati dikalangan masyarakat saat ini, dan merupakan penyajian paling balance dalam persaingan bisnis media. Dan itu memberikan keuntungan untuk pelaku usaha dan pers baik untuk keseimbangan bisnis mereka maupun bentuk pengakuan dari masyarakat tentang kebebasan dan hak asasi pers, terlebih oknum dibelakangnya lebih diuntungkan secara khusus dan istimewa…Oknumpun senang…
Strategi yang dipakai para oknum untuk menghancurkan ahlaq bangsa ini dengan menggunakan kedok hak asasi/kebebasan pers benar-benar mujarab. Sebagian besar masyarakat tidak sadar dengan hal ini. Namun pers dengan ketidak sadarannya atas sikap oknum dibelakang mereka, memilih untuk menutup telinga dan mata terlebih lagi beragumentasi dengan dalih “apa yang mereka sajikan dalam melayani masyarakat dengan menyuguhkan informasi dan hiburan yang berbau pornografi kepada masyarakat merupakan cara untuk menyadarkan masyarakat bahwa itulah cerminan realita sosial negeri ini”. …Tentu sang oknum tertawa dengan sikap pers... Sebab yang dilakukan pers adalah mengobok-obok jiwa nurani sosial yang merupakan area pembentukan karakter masyarakat dalam berahlaq sosial. Alhasil dalam situasi krisis moral, masyarakat bukannya sadar dengan keadaan sosial negeri ini dan memikirkan bagaimana permasalahan sosial itu dapat diselesaikan melainkan menjadi suatu ‘didikan miring’ yang menjadikan ahlaq masyarakat semakin jauh dari nilai-nilai kemanusiaan yang beragama dan berbudaya. Ini menambah permasalah sosial di negeri ini bertambah rumit.
Apa ini yang dimaksud kebebasan pers?
Ketidaksadaran pers dengan sikap-sikap dan tujuan sebenarnya para oknum dibelakangnya, menjadi lupa bahwa keberadaannya dengan hak asasinya adalah untuk melayani masyarakat baik itu menghibur, memberi informasi, ataupun mendidik lewat produk yang mereka sajikan, dan bukan untuk menjadi tikus yang dengan karakternya senantiasa menyodorkan giginya untuk menggerogoti ahlaq masyarakat. Namun itulah kenyataannya yang terjadi di negeri ini, bahwa pers memang menjadi tikus dalam kehidupan berbangsa dan bernegara … Sungguh ironis.
Persoalan pers mengenai penyuguhan pornografi merupakan masalah yang serius yang harus segera diselesaikan. Masyarakat dan pers serta kalangan-kalangan yang berperan harus sadar dan mau untuk disadarkan, bahwa ada yang ingin menghancurkan bangsa Indonesia dan sebagian dari mereka berada dibalik keistimewaan hak asasi pers. Belumlah terlambat untuk merubah peran pers sebagai tikus menjadi alat bangsa untuk kesejeahteraan sosial bangsa Indonesia yang bermoral. Fungsi pers yang sesungguhnya harus ditegakan…
Informasi yang disajikan pers kepada masyarakat haruslah menjadi bahan pemikiran dan telaah supaya masyarakat sensitif dan kritis terhadap permasalahan sosial bangsa ini. Pers dengan suguhannya yang menghibur benar-benar menjadi hiburan yang bermanfaat dan benar-benar tepat sesuai kebutuhan masyarakat tentu menurut norma-norma yang tidak merusak ahlaq dan tatanan sosial kebudayaan indonesia. Pers dengan pengolahan yang tepat untuk disajikan kepada masyarakat tentunya dapat mendidik masyarakat untuk menjadikan masyarakat berintelektual tinggi dan berahlaq mulia yang akan berpengaruh terhadap karakter bangsa.
Pers dan kalangan-kalangan yang berperan harus sungguh-sungguh dengan segala kekuatan baik tenaga maupun pikiran untuk mengobati ahlaq yang sakit. Kita raih kemerdekaan yang sesungguhnya. Rakyat adalah embrio kekuatan bangsa. Memiliki rakyat yang berahlaq mulia merupakan salah satu bukti kesejahteraan sosial dan cerminan bangsa yang maju dan sejahtera.
Disadari ataupun tidak disadari oleh masyarakat, pers dan kalangan-kalangan eksekutif bahwa sebenarnya dibelakang permasalahan pers selama ini adalah ‘setan’, dibalik permasalahan masyarakat yang selalu mendukung bentuk pornografi adalah ‘setan’ dan kalangan-kalangan eksekutif yang hanya ingin mengambil keuntungan materi dan kepuasan hati dari pers dan rakyat adalah ‘setan’ yang selalu membisik menjerumuskan dan menghancurkan. Indonesia adalah ‘setan’ yang hidup di negara dengan penghuni muslim terbanyak didunia. Jangan sampai masyarakat Indonesia terlebih kita yang mengaku islam diobok-obok oleh bisikan-bisikan ‘setan’ yang tidak bertanggung jawab dan tidak mungkin akan bertanggung jawab.
Perlihatkanlah keindahan ahlaq seorang muslim kepada dunia … Mari berjuang … Segala puji untukmu ya Allah Penguasa Alam Semesta.
By : Fuad HS
Namun kebebasan pers bukanlah suatu hadiah pasca orde baru. Kebebasan pers adalah suatu hak asasi. Pers tidak boleh dibelenggu kekuasaan dan kepentingan politik maupun ekonomi yang dapat memberikan dampak buruk kepada bangsa dan negara dalam melayani masyarakat. Pers harus berperan dalam memajukan bangsa dan negara. Masyarakat sebagai pengkonsumsi produk pers harus mendukung tegaknya hak asasi pers dan menghargai kebebasan pers dalam menyajikan produknya.
Namun persoalannya menjadi lain ketika pers tidak menyadarinya bahwa ada sekelompok oknum memanfaatkan kebebasan pers dan tegaknya hak asasi pers untuk kepentingan individu, sehingga sebagian besar pers dalam menyikapi kebebasan haknya menyangkut masalah pornografi yang selalu disajikan pers kepada masyarakat yang seharusnya menghibur dan mendidik berubah menjadi suatu permasalahan yang sangat serius dinegeri ini yang harus segera diselesaikan.
Tapi apa yang sekarang terjadi? … sebagian besar penghuni tanah Indonesia sedang sakit parah atau bisa dibilang sedang sekarat dan sepertinya tidak ada kemauan untuk berobat.
Para oknum melihat kondisi masyarakat sekarang yang sedang dilanda krisis moral. Dan ini menjadi kesempatan untuk menjalankan visi dan misi mereka. Pornografi dijadikan produk yang sangat dibutuhkan oleh pers terlebih dijadikan sebagai alat persaingan bisnis di kalangan pelaku usaha yang memakai pers sebagai pembuat produknya demi kelancaran mencapai tujuannya. Secara ‘etika bisnis’ memang selayaknya para pelaku usaha dalam menjual produk yang diolah oleh pers mesti laku di pasaran tentunya dengan kemasan pornografi yang memang kenyataannya produk yang sangat diterima, diakui dan dinikmati dikalangan masyarakat saat ini, dan merupakan penyajian paling balance dalam persaingan bisnis media. Dan itu memberikan keuntungan untuk pelaku usaha dan pers baik untuk keseimbangan bisnis mereka maupun bentuk pengakuan dari masyarakat tentang kebebasan dan hak asasi pers, terlebih oknum dibelakangnya lebih diuntungkan secara khusus dan istimewa…Oknumpun senang…
Strategi yang dipakai para oknum untuk menghancurkan ahlaq bangsa ini dengan menggunakan kedok hak asasi/kebebasan pers benar-benar mujarab. Sebagian besar masyarakat tidak sadar dengan hal ini. Namun pers dengan ketidak sadarannya atas sikap oknum dibelakang mereka, memilih untuk menutup telinga dan mata terlebih lagi beragumentasi dengan dalih “apa yang mereka sajikan dalam melayani masyarakat dengan menyuguhkan informasi dan hiburan yang berbau pornografi kepada masyarakat merupakan cara untuk menyadarkan masyarakat bahwa itulah cerminan realita sosial negeri ini”. …Tentu sang oknum tertawa dengan sikap pers... Sebab yang dilakukan pers adalah mengobok-obok jiwa nurani sosial yang merupakan area pembentukan karakter masyarakat dalam berahlaq sosial. Alhasil dalam situasi krisis moral, masyarakat bukannya sadar dengan keadaan sosial negeri ini dan memikirkan bagaimana permasalahan sosial itu dapat diselesaikan melainkan menjadi suatu ‘didikan miring’ yang menjadikan ahlaq masyarakat semakin jauh dari nilai-nilai kemanusiaan yang beragama dan berbudaya. Ini menambah permasalah sosial di negeri ini bertambah rumit.
Apa ini yang dimaksud kebebasan pers?
Ketidaksadaran pers dengan sikap-sikap dan tujuan sebenarnya para oknum dibelakangnya, menjadi lupa bahwa keberadaannya dengan hak asasinya adalah untuk melayani masyarakat baik itu menghibur, memberi informasi, ataupun mendidik lewat produk yang mereka sajikan, dan bukan untuk menjadi tikus yang dengan karakternya senantiasa menyodorkan giginya untuk menggerogoti ahlaq masyarakat. Namun itulah kenyataannya yang terjadi di negeri ini, bahwa pers memang menjadi tikus dalam kehidupan berbangsa dan bernegara … Sungguh ironis.
Persoalan pers mengenai penyuguhan pornografi merupakan masalah yang serius yang harus segera diselesaikan. Masyarakat dan pers serta kalangan-kalangan yang berperan harus sadar dan mau untuk disadarkan, bahwa ada yang ingin menghancurkan bangsa Indonesia dan sebagian dari mereka berada dibalik keistimewaan hak asasi pers. Belumlah terlambat untuk merubah peran pers sebagai tikus menjadi alat bangsa untuk kesejeahteraan sosial bangsa Indonesia yang bermoral. Fungsi pers yang sesungguhnya harus ditegakan…
Informasi yang disajikan pers kepada masyarakat haruslah menjadi bahan pemikiran dan telaah supaya masyarakat sensitif dan kritis terhadap permasalahan sosial bangsa ini. Pers dengan suguhannya yang menghibur benar-benar menjadi hiburan yang bermanfaat dan benar-benar tepat sesuai kebutuhan masyarakat tentu menurut norma-norma yang tidak merusak ahlaq dan tatanan sosial kebudayaan indonesia. Pers dengan pengolahan yang tepat untuk disajikan kepada masyarakat tentunya dapat mendidik masyarakat untuk menjadikan masyarakat berintelektual tinggi dan berahlaq mulia yang akan berpengaruh terhadap karakter bangsa.
Pers dan kalangan-kalangan yang berperan harus sungguh-sungguh dengan segala kekuatan baik tenaga maupun pikiran untuk mengobati ahlaq yang sakit. Kita raih kemerdekaan yang sesungguhnya. Rakyat adalah embrio kekuatan bangsa. Memiliki rakyat yang berahlaq mulia merupakan salah satu bukti kesejahteraan sosial dan cerminan bangsa yang maju dan sejahtera.
Disadari ataupun tidak disadari oleh masyarakat, pers dan kalangan-kalangan eksekutif bahwa sebenarnya dibelakang permasalahan pers selama ini adalah ‘setan’, dibalik permasalahan masyarakat yang selalu mendukung bentuk pornografi adalah ‘setan’ dan kalangan-kalangan eksekutif yang hanya ingin mengambil keuntungan materi dan kepuasan hati dari pers dan rakyat adalah ‘setan’ yang selalu membisik menjerumuskan dan menghancurkan. Indonesia adalah ‘setan’ yang hidup di negara dengan penghuni muslim terbanyak didunia. Jangan sampai masyarakat Indonesia terlebih kita yang mengaku islam diobok-obok oleh bisikan-bisikan ‘setan’ yang tidak bertanggung jawab dan tidak mungkin akan bertanggung jawab.
Perlihatkanlah keindahan ahlaq seorang muslim kepada dunia … Mari berjuang … Segala puji untukmu ya Allah Penguasa Alam Semesta.
By : Fuad HS
PRODUK PENGHANCUR AKHLAQ
Description: HAM, pers, Produk pers, jurnalistikViews:
Category: